Sistem peringatan dini tsunami ini menggunakan data seismologi, guna memastikan gelombang energi yang dihasilkan dari pergerakan serta pergeseran lempeng bumi.
Menurut para peneliti, sensor GPS yang ditempatkan di garis pantai mampu memberikan analisa secara akurat mengenai gempa bawah air yang berpotensi menggeser permukaan tanah. Dalam sebuah kasus bernama gempa subduksi, lempengan tanah yang satu akan berada dibawah lempeng lainnya.
Kemunculan sistem ini didasari pada tsunami 2011 yang terjadi di Jepang, dimana warga disana sedikit terlambat mendapatkan informasi secara akurat mengenai gempa bawah air.
Memiliki teknologi yang mampu memperkirakan secara tepat kehadiran tsunami, tentunya merupakan kemajuan yang sangat hebat. Akan tetapi, informasi yang disampaikan pada warga juga merupakan sebuah hal penting, oleh karena itu infrastruktur penyampaian informasi pun harus menjadi fokus negara yang berpotensi mengalami tsunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar