Hasil rancangannya tersebut dipresentasikan dalam acara Eco House Design Competition tingkat nasional yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, baru-baru ini. Bahkan, hasil kreasi mereka berhasil meraih juara harapan I dan berhak atas piala dan uang pembinaan.
Rusun ini menerapkan prinsip arsitektur hijau melalui pendekatan desain yang mewujudkan ide konservasi air, energi penggunaan material ramah lingkungan seperti bahan bekas seperti kaleng bekas sebagai media tanam, botol bekas untuk glasblock, dan penggunaan bambu sebagai bahan interior dan furniture.
Arief menambahkan, sumber energi yang digunakan dalam rancangan bangun tersebut menggunakan energi terbarukan. Sumber energi listrik untuk ruang komunal berasal dari kincir angin dan panel surya.
Tidak hanya itu, untuk pengolahan limbah cair, Arief dan kawan-kawan menggunakan tanaman air. Bio septictank dirancang untuk mengolah black water (air limbah). Rusun ini juga nanti akan menyiapkan biopori sebagai resapan air hujan dan kompos.
Dia berharap, hasil kreasi tersebut dapat menjadi solusi bagi pembangunan rusun maupun hunian lainnya di kawasan padat penduduk. Mereka berharap, rusun yang telah kami rancang dapat dijadikan alternatif dalam membangun bangunan yang menggunakan prinsip arsitektur hijau dan dapat dijadikan solusi dalam menyediakan rumah di kawasan padat penduduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar