1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi
sensus (Sabar, 2007).
Sedangkan menurut Sugiyono, pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Menurut Nawawi (1985 : 141) pengertian dari populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Sedangkan menurut Sugiyono, pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Menurut Nawawi (1985 : 141) pengertian dari populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Jadi populasi bukan hanya
orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Penelitian sampel
baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subyek di dalam populasi benar-benar
homogen.
Ada dua macam jenis populasi, yaitu ;
1) Populasi Terbatas, mempunyai sumber data yang jelas batasnya
secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
2) Populasi Tak Terbatas, yaitu sumber datanya tak dapat
ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah.
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi;
1) Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya
secara kuantitatif.
2) Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
2. Sampel
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam
populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representatif dapat
mewakili populasinya (Sabar, 2007). Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian atau
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2011).
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan
representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya),
yaitu:
1) Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”,
artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur
atau memanipulasinya.
2) Besar sampel. Makin besar sampel yang diambil akan semakin
besar atau tinggi taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya
homogen secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi taraf representativeness sampel.
3) Teknik penentuan sampel. Makin tinggi tingkat rambang dalam
penentuan sampel, akan makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.
4) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Makin
lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin
tinggi tingkat representativeness sampel.
Macam-macam Metode Sampling
1) Probability Sampling
Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk
diambil kepada setiap elemen populasi. Maksudnya jika elemen populasinya ada 50
dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus
dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat
kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan
kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa
diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang
orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
a) Simple Random Sampling
Semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:
> Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian,
> Menggunakan tabel angka random (bilangan acak) berdasarkan
nomor anggota,
> Syarat penggunaan metode Simple Random Sampling :
- Sifat populasi adalah homogen,
- Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis,
- Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas,
- Keunggulan : Prosedur penggunaannya sederhana,
- Kelemahan : Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi
b) Stratified Random Sampling
> Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan
kriteria tertentu yang dimiliki unsur populasi. Masing-masing sub populasi
diusahakan homogen,
> Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil
sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional atau
disproporsional. Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota
sampel penelitian. Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil
100 orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional.
> Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:
- Populasi mempunyai unsur heterogenitas,
- Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsur heterogenitas yang dimiliki,
- Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional),
- Keunggulan : Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili,
- Kelemahan: Memerlukan pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi
c) Cluster Random Sampling
> Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara
bergerombol (cluster),
> Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi
sub-populasi yang lebih kecil,
> Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak
sebagai sampel penelitian. Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk
meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh bangunan di Kodya Semarang. Kodya
Semarang dibagi menjadi 16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan
sebagai Populasi dari sampling I. Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan
sebagai Populasi dari sampel II. Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh
bangunan sebagai sampel penelitian.
d) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada
peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi
yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa
dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel
tergantung pada ukuran populasi dan
ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang
akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,
kedua, dan seterusnya adalah 25.
e) Area Sampling atau Sampel Wilayah
Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti
dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai
wilayah. Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin
mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan,
teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat.
2) Non Probability Sampling
Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan
sampel secara tidak acak/ nonrandom sampling. Tidak semua populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan
pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsur peluang, sehingga tidak
diketahui unsur peluang sesuatu unit sampling
terpilih kedalam sampling. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk
menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan
sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.
a) Convenience Sampling/sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai
sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal
orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample
(man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian
penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya
diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis
sampel ini, hasilnya ternyata kurang
obyektif. Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang
kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan
atau orang dia jumpai bukan orang yang
mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan
atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.
b) Purposive Sampling/Judgment Sampling
Merupakan teknik sampling
yang satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang
dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil
dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia
buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan quota
sampling:
> Judgment sampling, ialah teknik pengambilan sampling dimana
sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang
yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya. Contoh : misalnya dalam
suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi
direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang
terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih
sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information
rich”. Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang
dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau
karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka
jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
> Quota sampling, ialah teknik pengambilan sampling dalam
bentu distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan
secara kebetulan saja. Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu
dalam jumlah atau quota yang diinginkan. Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat
penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata
kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota untuk masing-masing sampel: Jumlah
mahasiswa = 50 orang, Jumlah dosen = 5 orang, Jumlah mata kuliah = 3 mata kuliah. Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan 15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3
mata kuliah yang memanfaatkan internet
dalam proses belajar mengajarnya. Kelebihannya, mudah dan cepat digunakan.
Sedangkan kelemahannya, penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti.
c) Accidental Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan
ada/dijumpai. Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja
diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang
kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai
pendapat/motivasinya. Kelebihannya, mudah dan cepat digunakan. Kelemahannya,
jumlah sampel mungkin tidak representatif karena tergantung hanya pada anggota
sampel yang ada pada saat itu.
d) Saturation Sampling
Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota
populasi sebagai sampel penelitian. Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat
mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, peneliti
menentukan sampel dengan menambil seluruh mahasiswa aktif di Gunadarma sebagai
sampel penelitian. Kelebihannya, memerlukan waktu untuk pengumpulan data
sampel. Kelemahannya, tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar.
e) Haphazard Sampling
Merupakan teknik sampling dimana satuan sampling dipilih
sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun tentang derajat
kerepresentatipannya. Contoh: Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian
mengenai kompetensi dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan
kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang
kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
f) Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).
Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil. Masing-masing anggota
diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu. Masing-masing anggota baru
diminta mencari anggota baru lagi. Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat
mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan
sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa.
Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan
seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa. Kelebihannya,
mudah digunakan. Kelemahannya, membutuhkan waktu yang lama.
3. Variabel
Pengertian variabel menurut para ahli;
> Suharsimi Arikunto (1998:99) : variabel penelitian adalah
objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian,
> Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah
objek pengamatan atau fenomena yang diteliti,
> Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan,
faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil
eksperimen,
> M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi,
contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel
profesi (guru, petani, pedagang).
Macam-macam Variabel
1) Variabel Kuantitatif
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub
berlawanan
b. Variabel kontinum
> Variabel Ordinal :
variabel tingkatan.
> Variabel Interval: variabel jarak.
> Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).
2) Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu
intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran
dan kepandaian.
3) Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
4) Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria,
Konsekuen). Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya
variabel bebas.
5) Variabel Moderator. Merupakan variabel yang mepengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua.
b. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
4. Metode Pengumpulan Data
1) Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi
perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
2) Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber
data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung
(data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
a. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
> Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan
untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
> Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa
Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
> Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika
terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan
tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
b. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden
yang tidak terlalu besar.
> Participant
Observation. Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam
kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku
siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru,
dsb.
> Non participant
Observation. Berlawanan dengan participant bbservation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan
olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan
mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik
observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
c. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian
sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak
mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil
teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya
penelitian kualitatif. Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan
alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan
diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin
digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru
tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai
kriteria berikut:
> Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik,
> Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan,
> Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja,
> Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data
mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
- Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan
untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian
tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara
pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat
dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
- Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek
baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi
secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan
enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena
enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain
dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung
sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai
kelemahan-kelemahan.
b. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara
dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telepon.
> Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden,
- Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah
pertanyaan baru,
- Bisa membaca isyarat non verbal,
- Bisa memperoleh data yang banyak,
Sementara kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama,
- Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di
beberapa daerah terpisah,
- Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan,
- Pewawancara perlu dilatih,
- Bisa menimbulkan bias pewawancara,
- Responden bias menghentikan wawancara kapanpun.
> Wawancara via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka,
- Bisa menjangkau daerah geografis yang luas,
- Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka).
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
- Wawancara harus diusahakan singkat
- Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang
tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
c. Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar
pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan
pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden
menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email.
Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang
diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden,
lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon
cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan
waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk
tujuan tersebut.
5. Analisis Data
1) Analisis Data Dalam
Penelitian Kualitatif
a. Analisis Data
Dalam penilaian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai
sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan
pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi
sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak
menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum
ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam
melakukan analisis.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakuakan sintesa
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicariakn data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data
yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata
hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
b. Model Analisis
Data Dalam Penelitian Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.
Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan ”Analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian
selanjutnya sampai jika mungkin, teori grounded”. Namun dalam penelitian
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan
dengan pengumpulan data .
> Analisis Sebelum
di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum
peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus
penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan
akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan.
> Analisis Selama di
Lapangan Model Miles and Huberman
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaannya
lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and
Huberman (2984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai jenuh.
Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan
conclusion drawing/verification.
* Data reduction
(reduksi data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama
peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makinbanyak, kompleks dan rumit.
Untukn itu perlu segers dilakuakan analissi data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum , memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya dan memebuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan memepermudah peneliti untuk melakuakan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinyan bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan
elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode-kode pada aspek- aspek
tertentu.
* Data display
(penyajian data)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalh
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat
dilakuakan dalam bentuk table, grafik, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersususn dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dengan
mendisplaykan data maka akan memedahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Miles and Huberman(1984). Selanjutkan disarangkan, dalam melakukan dispalay
data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,
network dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang
didisplaykan, maka perlu dijawab pertayaan berikut, apakah anda tahu apa isi
yang didisplaykan.
* Conclusion
Drawing/verification
Langkah ketiga dalam analisis data kulitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual
atau interaktif, hipotesis atau teori.
> Analisis Data
Selama di Lapangan Model Spradley
Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian,
berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan penelitian kualitatif
menurut Spradley bahwa proses penelitian kualitatif setelah memesuki
lapangan,dimulai dengan menetapkan seseorang informan kunci “key informant”yang
merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada
peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan
wawancara kepada informan tersebut dan mencatat hasil wawancara.
Selanjutnya
perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan pertanyaan
deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. Berdasarkan
hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain.
Pada langkah ketujuh peneliti sudah menentukan fokus dan melakukan analisis
taksonomi. Berdasarkan hasil analisi taksonomi, selanjutnya peneliti mengajukan
pertanyaan kontras, yang dilanjutkan dengan analisis komponensial. Hasil dari
analisis komponensial, selanjutnya peneliti menemukan tema-tema budaya. Berdasarkan
temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian emografi.
Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian
memfokus, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif yaitu analis domain, taksonomi dan komponensial, anlisis
tema cultural.
* Analisis Domain
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi
sosial yang terdiri atas place, actor, dan avtivity (PPA), selanjutnya
melaksakan observasi partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara,
melakukan observasi deskriptif, maka langkah selanjutnya melakukan analisis domain. Adapun macam
analisis data kualitatif (Spradley, 1980) dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian
kualitatif. Lanhkah selanjutnya adalah analisis taksonomi yang aktivitasnya
adalah mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi lebih
rinci. Selanjutnya analisis komponensial aktivitasnya adalah mencari perbedaan
yang spesifik setiap rincian yang dihasilkan dari analisis taksonomi. Yang
terakhir adalah analisis tema, yang aktifitasnya adalah mencari hubungan
dianatara domain, dan bagaimana hubungannya dengan keseluruhan, selanjutnya
dirumuskan dalam suatu tema atau judul penelitian.
Analisis domain pada umumnya dilakuakan untuk memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi social yang diteliti atau
obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour question.Hasilnya
berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih
dipermukaan, namun sudah menentukan domain-domain atau kategori dari situasi
social yang diteliti.
* Analisis Taksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan
domain-domain atau kategori dari situasi social tertentu, maka selanjutnya
ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan
data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus mensrus melalui
pangamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul
menjadi banyak. Oleh karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagiyang
disebut dengan analisis taksonomi.
Jadi analisis taksonomi
adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain
yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain yang telah ditetapkan menjadi
cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui
analisis taksonomi ini. Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk
diagram kotak, diagram garis dan simpul dan out line. Berikut adalah contoh
diagram yg biasa digunakan dalam analisis taksonomi.
* Analisis
Komponensial.
Dalam analisis taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah
ditetapkan menjadi focus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari
elemen yang serupa atau serumpun. Ini diperoleh melalui observasi dan wawancara
serta dokumentasi yang terfokus.
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan
atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi
teresbut, sejumlah demensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan
dapat ditemukan.
* Analisis Tema
Budaya
Analisis tema budaya merupakan upaya mencari “benang merah” yang
mengintegrasikan lintas domain yang ada (Sanapiah faisal, 1990). Dengan
ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponensial
tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu “konstruksi bangunan”
situasi sosial/obyek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang,
dan setelah dilakukan penelitian maka menjadi lebih terang dan jelas.
Berdasarkan analisis tema budaya tersebut selanjutnya dapat
disususn judul penelitian baru, apabila judul dalam proposal berubah setelah
peneliti memasuki lapangan.
2) Analisis Data Penelitian Kuantitatif
a. Tujuan Analisis Data Kuantitatif
Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di
balik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang
kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data
tersebut. Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah
dimengerti dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik,
yang dikenal dengan istilah notasi, variasi, dan koefisien. Seperti rata-rata (
u = miu), jumlah (E = sigma), taraf signifikansi (a = alpha), koefisien
korelasi (p = rho), dan sebagainya.
b. Metode Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Dalam menganalisa data penelitian strukturalistik (kuantitatif)
hendaknya konsisten dengan paradigma, teori dan metode yang dipakai dalam
penelitian. Ada perbedaan analisa data dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data yang dilakukan secara
kronologis setelah data selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan
dianalisis dengan secaracomputerized berdasarkan metode analisi data yang telah
ditetapkan dalam desain penelitian.
c. Prinsip-prinsip Analisis
Data
Dalam proses menganalisa data seringkali menggunakan statistika
karena memang salah satu fungsi statistika adalah menyederhanakan data. Proses
analisa data tidak hanya sampai disini. Analisa data belum dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisa dan diperoleh
informasi yang lebih sederhana, hasil analisa terus harus diinterpetasi untuk
mencari makna yang lebih luas dan impilkasi hasil-hasil analisa.
d. Proses Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan non parametris.
***************
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar