Saat ini, total penyediaan energi nasional mencapai 1.177 juta setara barel minyak. Sumber energi yang digunakan pun masih sangat didominasi oleh bahan bakar fosil yaitu 95 persen. Energi terbarukan masih dipandang sebagai energi alternatif, dimana pemanfaatannya hanya 5 persen dari total penyediaan energi nasional. Melihat kenyataan tersebut, Direktur Konservasi Energi, Maryam Ayuni mengatakan berdasarkan data historis penyediaan dan pemanfaatan energi selama 20 tahun, angka konsumsi energi Indonesia terus meningkat rata-rata sebesar 6 persen per tahun. Belum lagi rasio elektrifikasi yang belum mencapai 70 persen ini akan menambah angka pertumbuhan konsumsi energi.
Sebagai contoh minyak bumi, dimana dalam 23 tahun ke depan Indonesia diperkirakan akan kehabisan minyak bumi bila tidak ditemukan cadangan baru. Sementara disisi lain, penggunaan energi fosil juga akan berdampak pada lingkungan, dimana saat ini telah terjadi perubahan iklim di seluruh belahan dunia dan dampaknya pun sudah terasa terutama bagi para petani yang sangat bergantung pada iklim. Perubahan iklim ini terjadi akibat polusi CO2 yang sudah terlalu tinggi.
Tidak hanya aspek ketersediaan dan dampak lingkungan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah harga energi di Indonesia yang masih ditopang oleh subsidi, sementara disisi lain besaran subsidi relatif terus meningkat setiap tahun. Dengan semakin terbatasnya jumlah energi fosil dunia, diperkirakan bahwa harga energi fosil dunia akan terus naik sehingga akan semakin membebani anggaran negara dengan subsidi.
Fakta ini, kata dia, akan membuat siapapun risau dengan masa depan pengelolaan energi apabila Indonesia terus bergantung pada energi fosil, namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena Indonesia diberi anugerah berupa kekayaan sumber energi yang lain, yaitu energi baru dan energi terbarukan.
Indonesia memiliki sumber daya air, panas bumi, mikrohidro, biomassa, surya, angin, arus laut, dan nuklir yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Sumber energi tersebut yaitu gas bumi, dan alternatif lainnya adalah panas bumi, dimana Indonesia dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia namun bukan negara terbesar dalam hal memanfaatkan potensi tersebut. Dengan potensi sebesar itu, seharusnya mampu menjadi negara yang unggul dan menjadi superpower dalam pengembangan panas bumi.
Disisi lain, dari sisi konsumen energi, ternyata masih banyak potensi penghematan energi yang dapat dilakukan. Ini juga peluang untuk meningkatkan kapasitas penyediaan energi. Jadi, upaya pengembangan energi hijau tidak hanya dilakukan melalui pemanfaatan sumber energi baru terbarukan dan fosil bersih, melainkan juga peningkatan efisiensi di seluruh tahapan pengelolaan energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar